Arsitektur dan Pariwisata

Paul J. Andjelicus
ASN Dinas Parekraf NTT
Anggota IAI Provinsi NTT

Pariwisata dan arsitektur boleh dikatakan seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya. Arsitektur berkontribusi melahirkan dan mempertahankan  suatu kawasan pariwisata agar tetap dapat memberikan citra visual yang indah. (Mill dan Morrison, 1985). Karya – karya arsitektur terutama yang ikonik kemudian menjadi daya tarik wisata dalam dunia pariwisata. Gedung dengan desain ikonik   menjadi  daya tarik wisata seperti  Menara Eiffel  Paris, Gedung Opera Sydney House dan Marina Bay Sands Singapura, merupakan  contoh karya arsitektur yang berkontribusi besar bagi dunia pariwisata.

Peran  kuinci arsitektur bagi  kepariwisataan yaitu nenjadikan karya arsitektur sebagai daya  tarik wisata dan disain arsitektur untuk mewadahi kegiatan pariwisata. Memperhatikan komponen industri pariwisata 3 A (attraction, accessibility, amenity),  maka karya arsitektur  berkontribusi untuk 2 komponen yaitu  Attraction: menghadirkan destinasi wisata buatan dalam wujud kawasan/bangunan ikonik dan lingkungan binaan. Amenity: bangunan restoran, cafe, pusat informasi pariwisata, museum termasuk fasilitas akomodasi seperti hotel, resort, home stay.

Arsitektur menjadi salah satu sub sektor unggulan ekonomi kreatif, karena mampu mendukung infrastruktur fisik bagi sub sektor industri kreatif lainnya melalui desain bangunan yang menarik. Desain arsitektur yang ikonik dan mengangkat budaya lokal juga dapat menjadi identitas kota/kabupaten  dan negara serta menjadikannya sebagai daya tarik pariwisata, terutama bagi daerah yang potensi sumber daya alamnya minim.

Karya arsitektur terkait dengan profesi Arsitek dan  memiliki peranan penting untuk menciptakan arsitektur berkualitas yang mencerminkan ciri khas suatu daerah  seperti bangunan hotel, restoran, galeri, hingga museum. Ide kreatif dan inovasi arsitek dapat mengangkat suatu lokasi menjadi daya tarik wisata yang memiliki daya saing baik nasional maupun global. Melalui  karya arsitektur ikonik yang memenuhi ekspektasi  dan imajinasi wisatawan, menjadi garansi wisatawan untuk kembali berkunjung serta menjadi agen informasi dan publikasi dengan kekuatan media sosial.

Kontribusi arsitektur bagi pariwisata antara lain :

  • Membentuk Citra Destinasi Wisata
    Arsitektur dapat  membentuk citra dan karakteristik suatu destinasi wisata. Bangunan-bangunan ikonik dan lingkungan binaan dengan ciri khas arsitektur suatu daerah dapat menjadi magnet utama bagi wisatawan. Menara Eiffel di Paris adalah simbol kota dan negara Perancis, yang menjadi magnet kuat  bagi pertumbuhan wisatawan setiap tahunnya. Sementara untuk Indonesia sendiri, Monumen Monas (Monas) di Jakarta masih menjadi landmark negara.
Beberapa karya arsitektur sebagai simbol negara, kawasan atau daerah. Sumber : Istimewa
  • Menciptakan Fasilitas Wisata Berkualitas
    Infrastruktur pariwisata seperti hotel, restoran, taman hiburan, dan objek wisata lainnya dirancang oleh arsitek berperan dalam menciptakan bangunan dan fasilitas yang memenuhi standar kualitas tinggi khususnya dari aspek keandalan bangunan dan berkelanjutan. Fasilitas wisata yang didesain  dengan memperhatikan aspek tersebut diharapkan  dapat meningkatkan pengalaman dan memastikan kenyamanan wisatawan.
Lelewatu Resort di Kabupaten Sumba Barat NTT. Sumber: traveloka.com
  • Melestarikan Warisan Budaya
    Banyak destinasi wisata memiliki kekayaan  akan warisan budaya dan sejarah yang menarik minat wisatawan untuk belajar lebih banyak tentang sejarah dan budaya tempat yang mereka kunjungi. Arsitek berperan dalam mendesain pemugaran dan pemeliharaan situs bersejarah, bangunan tua, dan artefak budaya lainnya yang tepat sehingga tetap memiliki nilai.
    Konservasi bangunan Mbaru Niang (sebutan setempat untuk rumah kerucut) di Kampung  Wae Rebo  Kabupaten Manggarai yang digagas Yori Antar, arsitek prinsipal Han Awal Partners dan pendiri Rumah Asuh, merupakan salah satu contoh keterlibatan dunia arsitektur  dalam kegiatan konservasi daya tarik wisata. Kerja ini diganjar  dengan penghargaan UNESCO Asia Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation tahun 2012 dan masuk nominasi 20 besar penghargaan Aga Khan Award for Architecture tahun 2013.
Konservasi Mbaru Niang di Kampung Waerebo, Manggarai NTT. Sumber : Sumber: http://www.arsitekturindonesia.org/museum/wae-rebo-konservasi-yang-mendapatkan-pengakuan-dunia
  • Pemanfaatan Lingkungan dan Keberlanjutan
    Arsitektur juga memiliki peran penting dalam mempromosikan industri pariwisata yang berkelanjutan. Desain fasilitas pendukung  wisata  dengan mempertimbangkan lingkungan dan sumber daya alam dapat membantu mengurangi dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan. Desain bangunan ramah lingkungan (bangunan gedung hijau) yang memperhatikan efisiensi  penggunaan energi, air  dan pengelolaan limbah yang baik merupakan upaya yang terus dilakukan arsitek.
    Salah satu contoh adalah Nihiwatu Resort yang berada di Kabupaten Sumba Barat, NTT pernah terpilih menjadi hotel terbaik di dunia pada tahun 2017 versi majalah Travel Leisure. Ditunjang keindahan alam yang indah, resort ini  mengusung konsep kembali ke alam. Pendekatan desain yang dilakukan antara lain  resor ini dibuat sealami mungkin, yakni dibangun di atas tebing dengan konsep villa tiga kamar berbentuk rumah pohon. Ini ditunjang penggunaan bentuk arsitektur dan material lokal setempat  yang mendominasi.
Nihiwatu Resort Kabupaten Sumba Barat, NTT , sumber: Istimewa
  • Meningkatkan Pengalaman Wisatawan
    Karya arsitektur dapat meningkatkan pengalaman wisatawan dengan menciptakan lingkungan  binaan yang unik dan menarik. Ruang publik seperti  taman yang dirancang dengan estetika dan  bangunan yang menonjol dalam desain dan fungsinya semua berkontribusi pada daya tarik pariwisata.
    Estetika arsitektur berkontribusi dalam mendongkrak pariwisata. Membangun industri pariwisata yang berkualitas juga ditentukan dari daya tarik wisata, akomodasi, dan sarana dan prasarana.
Beachwalk Shopping Center Bali, sumber : Istimewa
  • Menyediakan Sarana Rekreasi
    Dalam sektor rekreasi, arsitektur juga mendukung berbagai fasilitas rekreasi seperti pusat olahraga dan taman bermain. Arsitek berperan dalam merancang tempat-tempat ini agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam mencari hiburan dan rekreasi termasuk untuk olahraga. Kawasan Gelora Bung Karno Senayan Jakarta menjadi contoh keterlibatan arsitektur dengan penataan ulang kawasan dalam rangka Asian Games 2018 sehingga menjadi ikon destinasi wisata olahraga yang menarik. Kawasan ini dilengkapi hutan kota dan menjadi salah satu tempat favorit warga kota untuk rekreasi dan olahraga.
Kawasan Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno Senayan Jakarta. Sumber : Istimewa

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *